Masa remaja adalah saat-saat yang sangat penting dalam pembangunan karakter
seseorang. Yang dimaksud masa remaja adalah periode masa peralihan antara masa
anak-anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Dalam ilmu psikologi disebutkan bahwa remaja adalah suatu periode transisi dari
masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimulai pada usia kira kira
10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
Karena pentingnya periode masa remaja ini, maka siapapun yang terlibat
dalam pembangunan karakter anak, termasuk orang tua dan guru, harus memastikan
bahwa mereka berada dalam lingkungan dan suasana yang kondusif. Dalam konteks
saat ini, lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan
anak meliputi kondisi di rumah, teman-teman yang dipilih, dan pendidikan formal
dan non-formal yang diperoleh.
Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang sangat
kondusif. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua orang
tuanya, namun Abu Thalib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda Abdullah
telah mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik. Abu Thalib
memperlakukan Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri.
Rasa sayang yang ditampilkan tentu saja bukan sikap sayang yang memanjakan,
tapi yang bersifat mendidik. Bersama pamannya, Nabi hidup dengan sederhana
karena Abu Talib adalah orang yang sederhana secara materi dan gaya hidup.
Kesederhanaan itu membuat Nabi menjadi sosok yang mudah berempati pada kaum
lemah, miskin dan terpinggirkan.
Nabi juga dikenal aktif dalam kehidupan sosial dan dikenal sebagai pekerja
keras. Ia melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang sebaya.
Bila tiba bulan-bulan suci, kadang ia tinggal di Mekah dengan keluarga, kadang
pergi bersama mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dengan ‘Ukaz, Majanna dan
Dhu’l-Majaz, mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan oleh penyair-penyair Mudhahhabat
dan Mu’allaqat. Beberapa aktivitas dan perilaku Nabi dalam kehidupan
masa remajanya yang tercatat sejarah antara lain:
- Perjalanan Ke Syam. Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam (sekarang Suriah) sekali setiap tahun untuk berdagang. Sebab hal itu merupakan sumber utama untuk mendapatkan pekerjaan. Abu Thalib berencana untuk bepergian tanpa mengajak Muhammad. Namun, atas desakan kemenakannya tersebut, akhirnya sang paman mengalah dan ini menjadi perjalanan Nabi ke Suriah pada usia 12 tahun. Dalam perjalan inilah keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda-tanda Nabi terakhir pada diri Muhammad.
- Menjadi penggembala kambing. Nabi Muhammad menggembala kambing milik kerabat dan orang-orang Makkah ke sekeliling gurun untuk merumput. Gaji yang didapatnya diberikan pada pamannya.
- Meninggalkan tradisi buruk. Muhammad muda menghindari semua perilaku buruk yang menjadi tradisi di kalangan pemuda seusiannya pada masa itu seperti berjudi, berzina, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As Sadiq (yang benar) dan Al Amin (yang dapat dipercaya).
- Ikut perang Fijar. Nabi berpartisipasi dalam perang Fijar. Fijar adalah peperangan yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunan Qais yang bertujuan untuk memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Perang ini terjadi di Nakhlah sebuah tempat yang berada antara kota Makkah dan Thaif. Saat ini usia Nabi sekitar antara 14 sampai 15 tahun. Dalam usia yang demikian muda, maka keikutsertaan Nabi dalam perang Fijar bukanlah ikut bertempur. Beliau hanya bertugas mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy..